BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 .
Latar
Belakang
Dalam menulis karya ilmiah,
sering kali kita membutuhkan pendapat orang lain sebagai acuan. Misalnya dalam hal
melihat definisi suatu istilah. Beberapa pendapat yang berkompeten dibidangnya pantas
dikutip. Oleh karena itu, perlu kita mempelajari bagaimana teknik pengutipan sesuai
isi standar teknik lmiah.
1.2. Rumusan Masalah
A. Teknik Notasi Ilmiah
Pengertian Teknik Notasi Ilmiah
Aspek
Teknik Notasi Ilmiah
Kutipan
Catatan
kaki
Daftar
Pustaka/Bibliografi
B. Konvensi Naskah
Pengertian Konvensi Naskah
Macam-macam naskah
Aspek-apek dari konvensi naskah
Syarat formal penulisan sebuah Naskah
1.3 .
Tujuan Penulisan
Tujuan
dari penulisan karya tulis ini yaitu :
A. Untuk
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kami dalam membuat makalah.
B. Sebagai
literatur untuk generasi selanjutnya.
C. Mengetahui
secara mendalam tentang teknik notasi ilmiah dan konvensi naskah.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1. Teknik Notasi Ilmiah
2.1.1. Pengertian Teknik Notasi
Ilmiah
Teknik penggunaan dan implementasi acuan teoretik yang dijadikan
sumber rujukan disebut teknik notasi ilmiah. Penerapan dalam merujuk referensi dapat dilakukan
dengan berbagai teknik atau cara yang sudah dianggap standar/baku. Seorang
penulis diharapkan menguasai aspek-aspek yang bersifat esensial dan mampu
mengomunikasikan gagasannya secara ilmiah, atau paling tidak mampu memahami sebuah karya ilmiah.
2.1.2. Aspek-aspek Teknik Notasi Ilmiah
Dalam praktiknya teknik notasi ilmiah mempunyai
beberapa aspek yang dilakukan sebagai berikut :
a)
Mengutip tulisan dari halaman-halaman
yang berhubungan dengan pokok bahasan tulisan/penelitian yang sedang disusun.
b)
Kutipan langsung maksimal 30 persen
dari seluruh kutipan dalam tubuh tulisan dengan menggunakan pernyatan yang
telah disimpulkan dan ditulis sendiri (parafase).
c)
Meringkas tulisan yang diambil dari
teks dalam bahasa yang berbeda tanpa mengurangi substansinya kandungan isinya.
d)
Mengambil sari dan kesimpulan dari
tulisan orang lain, yaitu membuat abstrak tulisan yang sudah ada dengan gaya
cara tertentu sehingga lebih singkat, padat, dan mudah dimengerti.
e)
Menerjemahkan teks yang dikutip dari
bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dan mencantumkan penulis aslinya dan
tanda kurung di belakang kalimat tersebut.
f)
Membuat
catatan kaki, yaitu tulisan yang berisi nomor urut pencatatan, pengarang,
judul, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, dan halaman buku tersebut.
g)
Membuat
catatan pada akhir tiap bab adalah pemindahan catatan kaki padahal aman tersendiri dengan keterangan
lebih rinci. Hal ini biasanya dilakukan untuk
buku teks ilmiah, bukan merupakan laporan hasil penelitian.
h)
Membuat
daftar pustaka untuk semua bahan rujukan yang telah dimanfaatkan dalam menulis karya
tersebut.
Teknik
notasi ilmiah menyangkut masalah tata cara mengutip, membuat catatan kaki, dan
menyusun daftar pustaka (bibliografi).
I.
Kutipan
Kutipan
adalah kegiatan meminjam pendapat seseorang yang disampaikan baik secara lisan
maupun tulisan. Sumber kutipan tersebut dapat berupa cetakan atau rekaman
wawancara. Ada dua macam kutipan, yaitu :
1. Kutipan langsung
Kutipan langsung merupakan pernyataan yang
ditulis dalam susunan kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun.
Bahan yang dkutip harus direproduksi tepat seperti apa adanya sesuai sumber,
termasuk ejaan, tanda baca, dll.
Kutipan langsung terdiri dari kutipan
pendek dan kutipan panjang.
a. Kutipan pendek yaitu kutipan yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
· Tidak lebih dari empat baris.
· Isi kutipan ditempatkan menyatu
dengan teks.
· Spasi sama dengan teks.
· Bagian yang dikutip diapit dengan
tanda petik (“…”).
· Setelah kutipan selesai, diberi
nomer urut (angka arab) sebagai catatan kaki (footnote) guna menyebutkan sumber kutipan dan ditulis setengah
spasi ke atas (huruf superscript).
· Nomor kutipan berurutan dalam satu
bab. Pergantian bab diikuti pula dengan penggantian nomor kutipan.
·
Jika
bahan yang dikutip disajikan dengan perbandingan, harus dibuat kesimpulan
perbandingannya.
Contoh:
Dinyatakan
oleh Septiyantono (2002:154), "Pelayanan prima sangat bergantung pada
kemauan dan kemampuan (skill) staf perpustakaan". Meskipun
demikian, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa pelayanan prima tidak
terletak pada skill seseorang, tetapi terletak pada sistem yang
digunakan (Lasa Hs, 2004:25). [Pendapat Lasa Hs itu dikutip secara tidak
langsung]
Pelayanan prima harus didukung dengan
fasilitas yang baik. Namun, "Pelayanan prima sangat bergantung pada
kemauan dan kemampuan (skill) staf perpustakaan" (Septiyantono,
2002:154).
b. Kutipan panjang yaitu kutipan yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
· Kutipan yang terdiri lebih dari
empat baris.
· Isi kutipan ditempatkan pada
paragraph baru dan tersendiri (indensi 5-7 karakter).
· Spasi rapat (satu spasi).
· Kutipan tidak diapit tanda petik.
Contoh:
... Banyak batasan yang telah
dikemukakan mengenai pengertian definisi.Keraf, misalnya mengemukakan:
Definisi
pada prinsipnya adalah suatu proses menempatkan suatu objek yang akan dibatasi
ke dalam kelas yang dimasukinya, dengan menyebutkan ciri-ciri yang membedakan
objek tadi dari anggota-anggota kelas lainnya, setiap anggota kelas berfungsi menurut
ketentuan yang disepakati oleh khalayak/publik tertentu.
2. Kutipan tidak langsung
Kutipan
tidak langsung / menyadur adalah pinjaman atau penggunaan ide/pokok pemikiran
orang lain yang ditulis kembali dengan bahasa pengutip sendiri.
Cara
menyadur ada dua macam, masing-masing berbeda cara, tujuan, dan manfaatnya.
a.
Meringkas,
yaitu penyajian suatu karangan atau bagian karangan panjang dalam bentuk yang
singkat. Tujuannya adalah mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata,
memudahkan pemahaman naskah asli, dan memperkuat pembuktian. Proses meringkas
karangan berdasarkan urutan sebagai berikut :
·
Membaca naskah
asli.
·
Kalau perlu
diulang beberapa kali untuk mengetahui kesan umum tantang karangan itu secara
menyeluruh. Penulis perlu juga mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang
pengarang.
·
Mencatat gagasan
utama.
·
Pencatatan itu
dilakukan dengan tujuan. Pertama, untuk tujuan pengamanan agar memudahkan
penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting
atau tidak; kedua, catatan ini juga akan menjadi dasar bagi pengolahan
selanjutnya. Tujuan terpenting dari pencatatan ini adalah agar tanpa ikatan
teks asli, penulis mulai menulis kembali untuk menyusun kembali untuk menyusun
sebuah ringkasan dengan mempergunakan pokok-pokok yang telah dicatat.
·
Mengadakan reproduksi.
·
Hal yang harus
diperhatikan bahwa dengan catatan tadi, ia harus menyusun suatu wacana yang
jelas dan dapat diterima akal sehat, dan sekaligus menggambarkan kembali isi
dari karangan aslinya.
·
Ketentuan
tambahan.
·
Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu
tulisan yang baik, yaitu :
o Sebaiknya
dalam menyusun ringkasan dipergunakan kalimat tunggal dari pada kalimat
majemuk. Kalimat majemuk menunjukan bahwa ada dua gagasan atau lebih yang
bersifat paralel. Bila kalimat majemuk telitilah kembali apakah tidak mungkin
dijadikan kalimat tunggal.
o Bila
mungkin ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Begitu pula
rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral
saja.
o Jumlah
alinea tergantung dari besarnya ringkasan dan jumlah topik utama yang akan dimasukkan
dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dan
sebagainya dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting.
o Bila
mungkin semua keterangan atau kata sifat dibuang. Kadang-kadang sebuah kata
sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang
tersirat dalam rangkaian keterangan, atau rangkaian kata sifat yang terdapat
dalam naskah.
Contoh:
Ø
Sekitar 30.000
hingga 50.000 orang yang berkumpul di kota Hiroshima, Jepang, mengheningkan
cipta selama 60 detik. Hal itu mereka lakukan untuk mengenang peristiwa
mengerikan ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota itu tanggal 6
Agustus 1945.
Ø
Orang-orang yang
hadir di Peace Memorial Park Hiroshima itu mengenakan ikat kepala untuk
mengenang tewasnya sekitar 14.000 orang akibat bom.
Ø
Menurut
Tadatohsi Akiba, Walikota Hiroshima, akhir perang dunia II tidak secara
otomatis mengantarkan kita ke abad perdamaian dan kemanusiaan. Masih banyak
bentuk kekerasan lain.
Ø
Pelepasan
ratusan burung dara putih dan paduan suara anak yang menyanyikan lagu
perdamaian turut menyemarakan upacara peringatan itu.
Ø Jepang
menyerah pada Perang Dunia II, tanggal 15 Agustus 1945.
b.
Ikhtisar,
yaitu menjadikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas. Proses
mengikhtisar karangan berdasarkan urutan sebagai berikut:
·
Membaca naskah
asli beberapa kali (setidak-tidaknya dua kali).
·
Membuat kerangka
bacaan dengan menuliskan pikiran utama atau pikiran pokok yang terdapat dalam
naskah.
·
Menulis
ihtisiar.
Contoh:
Sekitar 30.000 hingga 50.000 orang berkumpul di kota Hiroshima, Jepang untuk mengenang peristiwa jatuhnya bom atom di kota itu pada tanggal 6 Agustus 1945 yang menewaskan sekitar 14.000 jiwa. Mereka bersama-sama mengheningkan cipta selama 60 detik dan melepaskan ratusan burung dara pada upacara peringatan ini. Upacara tersebut akan dilanjutkan pada hari Kamis 9 Agustus 2001 di kota Nagasaki yang 56 tahun yang lalu juga dibom oleh AS sehingga menewaskan sekitar 70.000 orang pada peringatan itu Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi meminta kepada seluruh dunia untuk menghapus senjata nuklir.
II.
Catatan
kaki
Catatan kaki
adalah penyebutan sumber yang dijadikan kutipan. Fungsi catatan kaki adalah
memberikan penghargaan terhadap sumber yang dikutip dan aspek ligalitas untuk
izin penggunaan karya tulis yang dikutip, serta yang terpenting adalah etika
akademik dalam masyarakat ilmiah sebagai wujud kejujuran penulis.
Tanda catatan kaki diletakkan
diujung kalimat yang kita kutip dengan mempergunakan angka yang diketik naik
setengah spasi. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai angka 1
sampai habis dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab yang baru. Satu
kalimat mungkin terdiri dari beberapa catatan kaki sekiranya kalimat itu
terdiri dari beberapa kutipan. Dalam keadaan seperti ini maka tanda catatan
kaki diletakkan diujung kalimat yang dikutip sebelum tanda baca penutup.
Sedangkan satu kalimat yang seluruhnya terdiri dari satu kutipan tanda catatan
kaki diletakkan sesudah tanda baca penutup kalimat.
Contoh dari catatan kaki sebagai
berikut :
Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang
dapat diandalkan1 sedangkan Richter melihatilmu sebagai sebuah
metode2 dan Conant mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkaian
konsep sebagai hasil dari pengamatan dan percobaan3.
Dengan contoh
kalimat diatas dijadikan menjadi tiga buah kalimat yang masing-masing
mengandung sebuah kutipan maka tanda catatan kaki ditulis sesudah tanda baca
penutup.
Kalimat yang kita kutip harus dituliskan sumbernya
secara tersurat dalam catatan kaki sebagai berikut:
·
Harold A. Larrabee, Reliable Knowledge
(Boston: Houghton Miffin, 1964), hlm. 4.
·
Maurice N. Ricther, Jr. Science as a
Cultural Process (Cambridge: Schenkman, 1972), hlm. 15.
·
James
B. Conant, Science and Common Sense (New Haven: Yale University Press,
1961). Hlm. 25.
Catatan kaki ditulis dalam satu spasi
dan dimulai langsung dari pinggir, atau dapat juga dimulai setelah beberapa
ketukan ketik dari pinggir, asalkan dilakukan secara konsisten. Nama pengarang
yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah pengarang
lebih dari tiga orang hanya dituliskan nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et al., artinya, dan
kawan-kawan).
Contoh :
·
5John A. R.
Wilson et al., Psychological
Foundation of Learning and Teaching (New York:
McGraw-Hill Book Company, 2004), h. 406.
Sebuah makalah yang dipublikasikan
dalam majalah, koran, kumpulan karangan atau dituliskan dalam forum ilmiah
dituliskan dalam tanda kutip disertai informasi mengenai makalah tersebut.
Contoh
:
·
10Defri
Werdiono,“Upaya Menyelamatkan Gambut,” Kompas,
10 Agustus 2010, h.16.
·
13Jujun S.
Suriasumantri, “Pembangunan Sosial Budaya Secara Terpadu” dalam Masalah Sosial Budaya Tahun 2000: Sebuah
Bunga Rampai (Eds) Soedjatmoko et. al. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1986),hh. 10-15.
Pengulangan kutipan dengan sumber yang
sama dilakukan dengan memakai notasi op. cit.(opere citato, artinya,
dalam karya yang telah dikutip) dan loc. cit. (loco citato, artinya,
dalam tempat yang telah dikutip) dan ibid. (ibidem, artinya, dalam tempat
yang sama). Pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan
pengulangan nama pengarang tidak ditulis lengkap melainkan cukup nama family-nya saja.
Sekiranya pengulangan dilakukan dengan tidak diselang oleh pengarang lain maka
dipergunakan notasi ibid.
Contoh
:
·
14Ibid., h. 131.
·
15Ibid.
Artinya, dalam catatan kaki nomor
14 kita mengulangi kutipan dari karangan JujunS. Suriasumantri seperti
tercantum dalam catatan kaki nomor 13 dengan nomor halaman yang berbeda.
Sementara dalam catatan kaki nomor 15, kita mengulangi kutipan dari karangan
JujunS. Suriasumantri seperti tercantum dalam catatan kaki nomor 13 dan tidak
diselang oleh pengarang lain dengan nomor halaman yang sama.
Kadang-kadang kita ingin mengutip
sebuah pernyataan yang telah dikutip dalam karangan orang lain. Untuk itu maka
kedua sumber itu dituliskan.
Contoh
:
·
18Guilford di
dalam Howard Gardner, Frames of
Mind (New York: Basic Books. Inc. Publisher, 1983), hh. 73-75.
Semua kutipan tersebut di atas, baik
yang dikutip langsung maupun tidak langsung, sumbernya kemudian disertakan
dalam daftar pustaka. Hal ini kita kecualikan untuk kutipan yang didapatkan
dari sumber kedua sebagaimana tampak dalam catatan kaki nomor 18. Dalam catatan
kaki nama pengarang dituliskan lengkap dengan tidak mengalami perubahan
apa-apa, contohnya, J. LeDoux
ditulis lengkap Joseph LeDoux sedangkan dalam daftar pustaka nama pengarang
disusun berdasarkan urutan abjad nama huruf awal nama familinya, yakni, LeDoux, Joseph.
Tujuan utama catatan kaki adalah
mengidentifikasi lokasi yang spesifik dari
karya yang dikutip.
III.
Daftar
Pustaka/Bibliografi
Daftar Pustaka adalah sebuah daftar yang
mencantumkan spesifikasi sebuah buku yang meliputi judul buku, nama pengarang
buku, penerbit buku tersebut dan informasi lain yang terkait. Daftar pustaka
biasanya ditempatkan pada halaman akhir sebuah buku, disusun secara teratur dan
berurutan berdasarkan abjad.
Fungsi Daftar Pustaka salah satunya untuk memberikan
referensi bagi pembaca buku tersebut untuk melakukan kajian ulang atau lanjutan
sehubungan dengan tema buku. Juga sebagai bentuk penghargaan atau apresiasi
terhadap penulis buku dalam Daftar Pustaka atas karyanya yang sudah mempunyai
peranan dalam penulisan buku atau karya tulis.
Berikut
ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka pada penulisan
makalah, skripsi atau penelitian dan lain sebagainya.
1) Langkah penulisan daftar
pustaka dalam pengambilan data dari internet, pertama; tulis nama, kedua; tulis
(tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda
titik), ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi,
keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll
setelah itu beri tanda koma, kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut
ok. Seperti contoh dibawah ini:
Ø Albarda
(2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT
Governance). From http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30,
3 August 2008
2) Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama;
penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama
belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda
koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua; tahun pembuatan atau penerbitan
buku, ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah
judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat
penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut
diakhiri dengan (tanda titik). Seperti contoh dibawah ini:
Ø Peranginangin,
Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta:
Penerbit Andi Offset.
Ø Soekirno,
Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows
Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.
3)
Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam
buku yang sama. Pertama tulis nama belakang dari penulis yang pertama
setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan
berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai beri
(tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis sama
seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya
orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama
kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama
terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan
nama selesai, Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali
[tanda kurung buka dan kurung tutup/ ( )] setelah itu beri (tanda titik).
Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis
dengan huruf miring ok. keempat; yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan
setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir kelima; nama perusahaan
penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok. Untuk
gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka. Nah ini contohnya
Seperti dibawah ini:
Ø Suteja,
B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia
E-Learning, Bandung: Penerbit Informatika.
Ø Whitten,
J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design
Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education.
Perlu diingat juga untuk penulisan daftar
pustaka yang banyak harus berurutan penulisannya. Nama dari sumber yang diambil
sebagai daftar putaka ditulis berdasarkan urutan abjad dari
nama masing-masing tersebut, dimulai dengan abjad A-Z itulah
urutan penulisan daftar pustaka yang baik yaitu sesuai dengan urutan
nama-namanya.
2.2.
Konvensi
Naskah
2.2.1. Pengertian
Konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang
berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Konvensi penulisan
naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama,
pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.
2.2.2.
Macam-macam naskah
Naskah dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu :
a) Naskah
formal adalah bahwa suatu karya memenuhi
semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi.
b) Naskah
semi-formal yaitu bila sebuah karangan
tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi.
c) Naskah non-formal yaitu bila bentuk sebuah
karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.
Jadi dapat disimpulkan perbedaan dari konvensi naskah formal,
semi formal, dan non formal terletak pada sub babnya. Dimana terdapat sub-sub
bab naskah formal yang tidak dipakai atau digunakan dalam naskah semi formal dan
non formal.
2.2.3. Syarat Formal penulisan sebuah Naskah
Sebuah karangan harus memenuhi tiga aspek utama persyaratan
formal, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap penutup.
Selain itu karangan memerlukan adanya pengorganisasian karangan.
2.2.4. Aspek-aspek
konvensi naskah ilmiah
Aspek-aspek
dari konvensi naskah ilmiah antara lain sebagai berikut :
a) Bentuk Karangan
Bentuk-bentuk
karangan dibagi setidaknya 5 hal, yaitu :
1) Makalah :
Menyajikan
pembahasan masalah berdasarkan data di lapangan atau studi pustaka.
2) Kertas kerja :
Makalah
yang sifatnya lebih dalam.
3) Skripsi :
Ditulis
dengan tujuan meraih gelar SI. Pembahasan berdasarkan pendapat orang lain.
4) Tesis :
Karangan
dengan tujuan untuk mengemukakan pengetahuan baru dengan melakukan pengujian terhadap
hipotesis.
5) Disertasi :
Karangan
yang mengemukakan teori baru yang faktanya dapat dibuktikan secara empiris dan objektif.
b) Bagian-bagian
Karangan
Bagian Karangan meliputi 3 hal,
yaitu :
1) Kelengkapan awal
Meliputi kulit luar, halaman judul, halaman pengesahan,
halaman persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar tabel, daftar grafik, atau
gambar , serta daftar singkatan dan lambang.
2) Kelengkapan isi
Pendahuluan, kajian teori, seputar lokasi
objek penelitian (khusus praktik kerja), pembahasan, dan penutup.
3) Kelengkapan akhir
Meliputi daftar pustaka, riwayat hidup penulis, penulisan indeks,
dan lampiran.
c) Bahan dan Jumlah
Halaman
Hal ini berkaitan dengan kertas yang
digunakan dalam penulisan karya ilmiah dan jumlah halaman minimal untuk karya tersebut.
Bahan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ialah kertas HVS A-4 dan tinta
hitam atau biru. Jumlah halaman minimal tergantung jenis karya ilmiahnya Jumlah
halaman untuk makalah minimal 10 halaman, laporan praktik kerja 40, skripsi 60,
tesis 80, dan disertasi 250 halaman.
d)
Perwajahan
Perwajahan memaksudkan tata letak unsur
– unsur pada karya ilmiah. Hal ini mencakup ukuran kertas, jenis huruf, dan
spasi, serta margin halaman.
e) Penomoran
Hal ini berkaitan dengan aturan pada
nomor di karya ilmiah tersebut. Aturan-aturannya antara lain :
1)
Romawi
Kecil
Dipakai untuk halaman judul,
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, serta daftar singkatan
dan lambang.
2)
Romawi
Besar
Digunakan untuk menomori tajuk BAB.
3)
Angka
Arab
Dimulai dari bab I sampai daftar pustaka.
4)
Letak
Penomoran
Jika ditulis dengan huruf capital, maka nomor halaman diletakkan
di tengah, selanjutnya diletakkan di kanan atas halaman.
f) Penyajian
Penyajian berkaitan dengan menerapkan
aturan-aturan tadi dalam pembuatan karya ilmiah tersebut.
BAB
III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa dalam menulis karya
ilmiah kita perlu mempelajari tentang teknik notasi ilmiah dan konvensi naskah.
Teknik notasi ilmiah adalah Teknik penggunaan dan implementasi acuan teoretik yang
dijadikan sumber rujukan. Seorang penulis diharapkan menguasai
aspek-aspek teknik notasi ilmiah yang bersifat esensial dan mampu mengomunikasikan gagasannya secara ilmiah, atau
paling tidak
mampu memahami sebuah karya ilmiah.
Konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang
berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati.
Aspek-apek dari konvensi naskah ilmiah antara lain bentuk karangan,
bagian-bagian karangan, bahan dan jumlah halaman, perwajahan, penomoran, dan
penyajian.
3.2.
Saran
Kepada
rekan-rekan mahasiswa agar lebih memperhatikan kembali tentang materi teknik
notasi ilmiah dan konvensi naskah karena materi ini sangat berguna untuk
menulis karya ilmiah atau berbagai bentuk karangan.
Kepada agar
lebih memperbanyak literature atau buku-buku yang berisi banyak tentang teknik
notasi ilmiah dan konvensi naskah agar kami sebagai mahasiswa menjadi lebih
mudah untuk memperbanyak informasi tentang materi tersebut
Daftar Pustaka
Hariwijaya, M. Pedoman
Teknik Penulisan KARYA ILMIAH skripsi, tesis, dan disertasi.
Khasanah, Venus. Menulis
akademik. Jakarta :
NS, Sutarno. Menulis
Yang Efektif. Jakarta : SagungSeto, 2008.
Yogyakarta : Citra Pustaka, 2006.
http://skripsimahasiswa.blogspot.com/2011/12/teknik-notasi-ilmiah.html
(17 Februari 2013)
http://neogalakticos.blogspot.com/2012/03/konvensi-naskah.html (17 Februari 2013)
http://rodeverhard.wordpress.com/2012/11/01/teknik-notasi-ilmiah/
(17 Februari 2013)
http://pusat-akademik.blogspot.com/2008/10/menulis-sinopsis-ikhtisar-dan-ringkasan.html
(30 Maret 2013)
Terimakasih, sangat bermanfaat :)
BalasHapus