Rabu, 19 Juni 2013

Teknik Notasi Ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1   . Latar Belakang
Dalam menulis karya ilmiah, sering kali kita membutuhkan pendapat orang lain sebagai acuan. Misalnya dalam hal melihat definisi suatu istilah. Beberapa pendapat yang berkompeten dibidangnya pantas dikutip. Oleh karena itu, perlu kita mempelajari bagaimana teknik pengutipan sesuai isi standar teknik lmiah.

1.2. Rumusan Masalah
A.   Teknik Notasi Ilmiah
Pengertian Teknik Notasi Ilmiah
Aspek Teknik Notasi Ilmiah
Kutipan
Catatan kaki
Daftar Pustaka/Bibliografi
B.    Konvensi Naskah
Pengertian Konvensi Naskah
Macam-macam naskah
Aspek-apek dari konvensi naskah
Syarat formal penulisan sebuah Naskah

1.3   . Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan karya tulis ini yaitu           :
A.    Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan kami dalam membuat makalah.
B.     Sebagai literatur untuk generasi selanjutnya.
C.     Mengetahui secara mendalam tentang teknik notasi ilmiah dan konvensi naskah.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Teknik Notasi Ilmiah
2.1.1. Pengertian Teknik Notasi Ilmiah
Teknik penggunaan dan implementasi acuan teoretik yang dijadikan sumber rujukan disebut teknik notasi ilmiah. Penerapan dalam merujuk referensi dapat dilakukan dengan berbagai teknik atau cara yang sudah dianggap standar/baku. Seorang penulis diharapkan menguasai aspek-aspek yang bersifat esensial dan mampu mengomunikasikan gagasannya secara ilmiah, atau paling tidak mampu memahami sebuah karya ilmiah.

2.1.2. Aspek-aspek Teknik Notasi Ilmiah
Dalam praktiknya teknik notasi ilmiah mempunyai beberapa aspek yang dilakukan sebagai berikut :
a)      Mengutip tulisan dari halaman-halaman yang berhubungan dengan pokok bahasan tulisan/penelitian yang sedang disusun.
b)      Kutipan langsung maksimal 30 persen dari seluruh kutipan dalam tubuh tulisan dengan menggunakan pernyatan yang telah disimpulkan dan ditulis sendiri (parafase).
c)      Meringkas tulisan yang diambil dari teks dalam bahasa yang berbeda tanpa mengurangi substansinya kandungan isinya.
d)     Mengambil sari dan kesimpulan dari tulisan orang lain, yaitu membuat abstrak tulisan yang sudah ada dengan gaya cara tertentu sehingga lebih singkat, padat, dan mudah dimengerti.
e)      Menerjemahkan teks yang dikutip dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dan mencantumkan penulis aslinya dan tanda kurung di belakang kalimat tersebut.
f)       Membuat catatan kaki, yaitu tulisan yang berisi nomor urut pencatatan, pengarang, judul, tempat terbit, penerbit, tahun terbit, dan halaman buku tersebut.
g)      Membuat catatan pada akhir tiap bab adalah pemindahan catatan  kaki padahal aman tersendiri dengan keterangan lebih rinci. Hal  ini biasanya dilakukan untuk buku teks ilmiah, bukan merupakan laporan hasil penelitian.
h)      Membuat daftar pustaka untuk semua bahan rujukan yang telah dimanfaatkan dalam menulis karya tersebut.

Teknik notasi ilmiah menyangkut masalah tata cara mengutip, membuat catatan kaki, dan menyusun daftar pustaka (bibliografi).

                               I.            Kutipan
Kutipan adalah kegiatan meminjam pendapat seseorang yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Sumber kutipan tersebut dapat berupa cetakan atau rekaman wawancara. Ada dua macam kutipan, yaitu :
1.      Kutipan langsung
  Kutipan langsung merupakan pernyataan yang ditulis dalam susunan kalimat aslinya tanpa mengalami perubahan sedikit pun. Bahan yang dkutip harus direproduksi tepat seperti apa adanya sesuai sumber, termasuk ejaan, tanda baca, dll. Kutipan langsung terdiri dari kutipan pendek dan kutipan panjang.
a.       Kutipan pendek yaitu kutipan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·      Tidak lebih dari empat baris.
·      Isi kutipan ditempatkan menyatu dengan teks.
·      Spasi sama dengan teks.
·      Bagian yang dikutip diapit dengan tanda petik (“…”).
·      Setelah kutipan selesai, diberi nomer urut (angka arab) sebagai catatan kaki (footnote) guna menyebutkan sumber kutipan dan ditulis setengah spasi ke atas (huruf superscript).
·      Nomor kutipan berurutan dalam satu bab. Pergantian bab diikuti pula dengan penggantian nomor kutipan.
·         Jika bahan yang dikutip disajikan dengan perbandingan, harus dibuat kesimpulan perbandingannya.

Contoh:
Dinyatakan oleh Septiyantono (2002:154), "Pelayanan prima sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan (skill) staf perpustakaan". Meskipun demikian, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa pelayanan prima tidak terletak pada skill seseorang, tetapi terletak pada sistem yang digunakan (Lasa Hs, 2004:25). [Pendapat Lasa Hs itu dikutip secara tidak langsung]
Pelayanan prima harus didukung dengan fasilitas yang baik. Namun, "Pelayanan prima sangat bergantung pada kemauan dan kemampuan (skill) staf perpustakaan" (Septiyantono, 2002:154).
b.      Kutipan panjang yaitu kutipan yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
·      Kutipan yang terdiri lebih dari empat baris.
·      Isi kutipan ditempatkan pada paragraph baru dan tersendiri (indensi 5-7 karakter).
·      Spasi rapat (satu spasi).
·      Kutipan tidak diapit tanda petik.

Contoh:
... Banyak batasan yang telah dikemukakan mengenai pengertian definisi.Keraf, misalnya mengemukakan:
Definisi pada prinsipnya adalah suatu proses menempatkan suatu objek yang akan dibatasi ke dalam kelas yang dimasukinya, dengan menyebutkan ciri-ciri yang membedakan objek tadi dari anggota-anggota kelas lainnya, setiap anggota kelas berfungsi menurut ketentuan yang disepakati oleh khalayak/publik tertentu.
2.      Kutipan tidak langsung
Kutipan tidak langsung / menyadur adalah pinjaman atau penggunaan ide/pokok pemikiran orang lain yang ditulis kembali dengan bahasa pengutip sendiri.
Cara menyadur ada dua macam, masing-masing berbeda cara, tujuan, dan manfaatnya.
a.         Meringkas, yaitu penyajian suatu karangan atau bagian karangan panjang dalam bentuk yang singkat. Tujuannya adalah mengembangkan ekspresi penulisan, menghemat kata, memudahkan pemahaman naskah asli, dan memperkuat pembuktian. Proses meringkas karangan berdasarkan urutan sebagai berikut :
·         Membaca naskah asli.
·         Kalau perlu diulang beberapa kali untuk mengetahui kesan umum tantang karangan itu secara menyeluruh. Penulis perlu juga mengetahui maksud pengarang dan sudut pandang pengarang.
·         Mencatat gagasan utama.
·         Pencatatan itu dilakukan dengan tujuan. Pertama, untuk tujuan pengamanan agar memudahkan penulis pada waktu meneliti kembali apakah pokok-pokok yang dicatat itu penting atau tidak; kedua, catatan ini juga akan menjadi dasar bagi pengolahan selanjutnya. Tujuan terpenting dari pencatatan ini adalah agar tanpa ikatan teks asli, penulis mulai menulis kembali untuk menyusun kembali untuk menyusun sebuah ringkasan dengan mempergunakan pokok-pokok yang telah dicatat.
·          Mengadakan reproduksi.
·         Hal yang harus diperhatikan bahwa dengan catatan tadi, ia harus menyusun suatu wacana yang jelas dan dapat diterima akal sehat, dan sekaligus menggambarkan kembali isi dari karangan aslinya.
·         Ketentuan tambahan.

·         Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ringkasan itu diterima sebagai suatu tulisan yang baik, yaitu :
o   Sebaiknya dalam menyusun ringkasan dipergunakan kalimat tunggal dari pada kalimat majemuk. Kalimat majemuk menunjukan bahwa ada dua gagasan atau lebih yang bersifat paralel. Bila kalimat majemuk telitilah kembali apakah tidak mungkin dijadikan kalimat tunggal.
o   Bila mungkin ringkaslah kalimat menjadi frasa, frasa menjadi kata. Begitu pula rangkaian gagasan yang panjang hendaknya diganti dengan suatu gagasan sentral saja.
o   Jumlah alinea tergantung dari besarnya ringkasan dan jumlah topik utama yang akan dimasukkan dalam ringkasan. Alinea yang mengandung ilustrasi, contoh, deskripsi, dan sebagainya dapat dihilangkan, kecuali yang dianggap penting.
o   Bila mungkin semua keterangan atau kata sifat dibuang. Kadang-kadang sebuah kata sifat atau keterangan masih dipertahankan untuk menjelaskan gagasan umum yang tersirat dalam rangkaian keterangan, atau rangkaian kata sifat yang terdapat dalam naskah.

Contoh:
Ø  Sekitar 30.000 hingga 50.000 orang yang berkumpul di kota Hiroshima, Jepang, mengheningkan cipta selama 60 detik. Hal itu mereka lakukan untuk mengenang peristiwa mengerikan ketika Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota itu tanggal 6 Agustus 1945.
Ø  Orang-orang yang hadir di Peace Memorial Park Hiroshima itu mengenakan ikat kepala untuk mengenang tewasnya sekitar 14.000 orang akibat bom.
Ø  Menurut Tadatohsi Akiba, Walikota Hiroshima, akhir perang dunia II tidak secara otomatis mengantarkan kita ke abad perdamaian dan kemanusiaan. Masih banyak bentuk kekerasan lain.
Ø  Pelepasan ratusan burung dara putih dan paduan suara anak yang menyanyikan lagu perdamaian turut menyemarakan upacara peringatan itu.
Ø  Jepang menyerah pada Perang Dunia II, tanggal 15 Agustus 1945.

b.        Ikhtisar, yaitu menjadikan suatu karangan yang panjang dalam bentuk ringkas. Proses mengikhtisar karangan berdasarkan urutan sebagai berikut:
·         Membaca naskah asli beberapa kali (setidak-tidaknya dua kali).
·         Membuat kerangka bacaan dengan menuliskan pikiran utama atau pikiran pokok yang terdapat dalam naskah.
·         Menulis ihtisiar.

Contoh:
Sekitar 30.000 hingga 50.000 orang berkumpul di kota Hiroshima, Jepang untuk mengenang peristiwa jatuhnya bom atom di kota itu pada tanggal 6 Agustus 1945 yang menewaskan sekitar 14.000 jiwa. Mereka bersama-sama mengheningkan cipta selama 60 detik dan melepaskan ratusan burung dara pada upacara peringatan ini. Upacara tersebut akan dilanjutkan pada hari Kamis 9 Agustus 2001 di kota Nagasaki yang 56 tahun yang lalu juga dibom oleh AS sehingga menewaskan sekitar 70.000 orang pada peringatan itu Perdana Menteri Jepang Junichiro Koizumi meminta kepada seluruh dunia untuk menghapus senjata nuklir.




                            II.            Catatan kaki
Catatan kaki adalah penyebutan sumber yang dijadikan kutipan. Fungsi catatan kaki adalah memberikan penghargaan terhadap sumber yang dikutip dan aspek ligalitas untuk izin penggunaan karya tulis yang dikutip, serta yang terpenting adalah etika akademik dalam masyarakat ilmiah sebagai wujud kejujuran penulis.
Tanda catatan kaki diletakkan diujung kalimat yang kita kutip dengan mempergunakan angka yang diketik naik setengah spasi. Catatan kaki pada tiap bab diberi nomor urut mulai angka 1 sampai habis dan diganti dengan nomor 1 kembali pada bab yang baru. Satu kalimat mungkin terdiri dari beberapa catatan kaki sekiranya kalimat itu terdiri dari beberapa kutipan. Dalam keadaan seperti ini maka tanda catatan kaki diletakkan diujung kalimat yang dikutip sebelum tanda baca penutup. Sedangkan satu kalimat yang seluruhnya terdiri dari satu kutipan tanda catatan kaki diletakkan sesudah tanda baca penutup kalimat.

Contoh dari catatan kaki sebagai berikut :
Larrabe mendefinisikan ilmu sebagai pengetahuan yang dapat diandalkan1 sedangkan Richter melihatilmu sebagai sebuah metode2 dan Conant mengidentifikasikan ilmu sebagai serangkaian konsep sebagai hasil dari pengamatan dan percobaan3.

Dengan contoh kalimat diatas dijadikan menjadi tiga buah kalimat yang masing-masing mengandung sebuah kutipan maka tanda catatan kaki ditulis sesudah tanda baca penutup.
Kalimat yang kita kutip harus dituliskan sumbernya secara tersurat dalam catatan kaki sebagai berikut:
·         Harold A. Larrabee, Reliable Knowledge (Boston: Houghton Miffin, 1964), hlm. 4.
·         Maurice N. Ricther, Jr. Science as a Cultural Process (Cambridge: Schenkman, 1972), hlm. 15.
·         James  B. Conant, Science and Common Sense (New Haven: Yale University Press, 1961). Hlm. 25.

Catatan kaki ditulis dalam satu spasi dan dimulai langsung dari pinggir, atau dapat juga dimulai setelah beberapa ketukan ketik dari pinggir, asalkan dilakukan secara konsisten. Nama pengarang yang jumlahnya sampai tiga orang dituliskan lengkap sedangkan jumlah pengarang lebih dari tiga orang hanya dituliskan nama pengarang pertama ditambah kata et al. (et al., artinya, dan kawan-kawan).
Contoh :
·         5John A. R. Wilson et al., Psychological Foundation of Learning and Teaching (New York: McGraw-Hill Book Company, 2004), h. 406.

Sebuah makalah yang dipublikasikan dalam majalah, koran, kumpulan karangan atau dituliskan dalam forum ilmiah dituliskan dalam tanda kutip disertai informasi mengenai makalah tersebut.
Contoh :
·         10Defri Werdiono,“Upaya Menyelamatkan Gambut,” Kompas, 10 Agustus 2010, h.16.
·         13Jujun S. Suriasumantri,  “Pembangunan Sosial Budaya Secara Terpadu dalam  Masalah Sosial Budaya Tahun 2000: Sebuah Bunga Rampai  (Eds) Soedjatmoko et. al. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1986),hh. 10-15.

Pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan memakai notasi op. cit.(opere citato, artinya, dalam karya yang telah dikutip) dan loc. cit. (loco citato, artinya, dalam tempat yang telah dikutip) dan ibid. (ibidem, artinya, dalam tempat yang sama). Pengulangan kutipan dengan sumber yang sama dilakukan dengan pengulangan nama pengarang tidak ditulis lengkap melainkan cukup nama family-nya saja. Sekiranya pengulangan dilakukan dengan tidak diselang oleh pengarang lain maka dipergunakan notasi ibid.
Contoh :
·         14Ibid., h. 131.
·         15Ibid.
Artinya, dalam catatan kaki nomor 14  kita mengulangi kutipan dari karangan JujunS. Suriasumantri seperti tercantum dalam catatan kaki nomor 13 dengan nomor halaman yang berbeda. Sementara dalam catatan kaki nomor 15, kita mengulangi kutipan dari karangan JujunS. Suriasumantri seperti tercantum dalam catatan kaki nomor 13 dan tidak diselang oleh pengarang lain dengan nomor halaman yang sama.

Kadang-kadang kita ingin mengutip sebuah pernyataan yang telah dikutip dalam karangan orang lain. Untuk itu maka kedua sumber itu dituliskan.
Contoh :
·         18Guilford di dalam Howard Gardner, Frames  of Mind   (New York: Basic Books. Inc.  Publisher, 1983),  hh. 73-75.

Semua kutipan tersebut di atas, baik yang dikutip langsung maupun tidak langsung, sumbernya kemudian disertakan dalam daftar pustaka. Hal ini kita kecualikan untuk kutipan yang didapatkan dari sumber kedua sebagaimana tampak dalam catatan kaki nomor 18. Dalam catatan kaki nama pengarang dituliskan lengkap dengan tidak mengalami perubahan apa-apa, contohnya, J. LeDoux ditulis lengkap Joseph LeDoux sedangkan dalam daftar pustaka nama pengarang disusun berdasarkan urutan abjad nama huruf awal nama familinya, yakni, LeDoux, Joseph.
Tujuan utama catatan kaki adalah mengidentifikasi lokasi yang spesifik dari karya yang dikutip.

                         III.            Daftar Pustaka/Bibliografi
Daftar Pustaka adalah sebuah daftar yang mencantumkan spesifikasi sebuah buku yang meliputi judul buku, nama pengarang buku, penerbit buku tersebut dan informasi lain yang terkait. Daftar pustaka biasanya ditempatkan pada halaman akhir sebuah buku, disusun secara teratur dan berurutan berdasarkan abjad.
Fungsi Daftar Pustaka salah satunya untuk memberikan referensi bagi pembaca buku tersebut untuk melakukan kajian ulang atau lanjutan sehubungan dengan tema buku. Juga sebagai bentuk penghargaan atau apresiasi terhadap penulis buku dalam Daftar Pustaka atas karyanya yang sudah mempunyai peranan dalam penulisan buku atau karya tulis.
Berikut ini merupakan contoh dari bagaimana penulisan daftar pustaka pada penulisan makalah, skripsi atau penelitian dan lain sebagainya.
1)      Langkah penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari internet, pertama; tulis nama, kedua; tulis (tahun buku atau tulisan dibuat dalam tanda kurung) setelah itu beri (tanda titik), ketiga; tulis judul buku/tulisannya lalu beri (tanda titik) lagi, keempat; tulis alamat websitenya gunakan kata (from) untuk awal judul web dll setelah itu beri tanda koma, kelima; tulis tanggal pengambilan data tersebut ok. Seperti contoh dibawah ini:
Ø  Albarda (2004). Strategi Implementasi TI untuk Tata Kelola Organisasi (IT Governance). From http://rachdian.com/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=27&Itemid=30, 3 August 2008   

2)      Penulisan daftar pustaka dalam pengambilan data dari buku, pertama; penulisan nama untuk awal menggunakan huruf besar terlebih dahulu setelah nama belakang ditulis beri (tanda koma), dimulai dari nama belakang lalu beri (tanda koma) dan dilanjutkan dengan nama depan, kedua; tahun pembuatan atau penerbitan buku, ketiga; judul bukunya ingat ditulis dengan mengunakan huruf miring setelah judul gunakan (tanda titik), keempat; tempat diterbitkannya setelah tempat penerbitan gunakan (tanda titik dua), dan kelima; penerbit buku tersebut diakhiri dengan (tanda titik). Seperti contoh dibawah ini:
Ø  Peranginangin, Kasiman (2006). Aplikasi Web dengan PHP dan MySql. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.
Ø  Soekirno, Harimurti ( 2005). Cara Mudah Menginstall Web Server Berbasis Windows Server 2003. Jakarta: Elex Media Komputindo.
3)      Penulisan daftar pustaka yang lebih dari satu/dua orang penulis dalam buku yang sama. Pertama  tulis nama belakang dari penulis yang pertama setelah nama belakang beri (tanda koma) lalu tulis nama depan jika nama depan berupa singkatan tulis saja singkatan itu setelah nama pertama selesai beri (tanda titik) lalu beri (tanda koma) untuk nama kedua / ketiga ditulis sama seperti nama sali alis tidak ada perubahan, yang berubah penulisannya hanya orang pertama sedangkan orang kedua dan ketiga tetap. Setelah penulisan nama kedua selesai, nah jika tiga penulis gunakan tanda dan (&) pada nama terakhir begitupula jika penulisnya hanya dua orang saja, setelah penulisan nama selesai, Kedua; tahun pembuatan atau cetakan buku tersebut dengan diawali [tanda kurung buka dan kurung tutup/ (  )] setelah itu beri (tanda titik). Ketiga; judul buku atau karangan setelah itu beri (tanda koma) dan ditulis dengan huruf miring ok. keempat; yaitu penulisan tempat penerbitan/cetakan setelah itu beri (tanda titik dua : ) dan terakhir kelima; nama perusahaan penerbit buku atau tulisan tersebut dan diakhiri (tanda titik) ok.  Untuk gelar akademik tidak ditulis dalam penulisan daftar pustaka. Nah ini contohnya Seperti dibawah ini:
Ø  Suteja, B.R., Sarapung, J.A, & Handaya, W.B.T. (2008). Memasuki Dunia E-Learning, Bandung: Penerbit Informatika.
Ø  Whitten, J.L.,Bentley, L.D., Dittman, K.C. (2004). Systems Analysis and Design Methods. Indianapolis: McGraw-Hill Education.
Perlu diingat juga untuk penulisan daftar pustaka yang banyak harus berurutan penulisannya. Nama dari sumber yang diambil sebagai daftar putaka ditulis berdasarkan urutan abjad dari nama masing-masing tersebut, dimulai dengan abjad A-Z itulah urutan penulisan daftar pustaka yang baik yaitu sesuai dengan urutan nama-namanya.
2.2.            Konvensi Naskah
2.2.1.      Pengertian
Konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Konvensi penulisan naskah yang sudah lazim mencangkup aturan pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materi pelengkap, bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya.
2.2.2.      Macam-macam naskah
Naskah dapat dibedakan menjadi 3, yaitu :
a)      Naskah formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut oleh konvensi.
b)      Naskah semi-formal yaitu bila sebuah karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi.
c)      Naskah non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi syarat-syarat formalnya.

Jadi dapat disimpulkan perbedaan dari konvensi naskah formal, semi formal, dan non formal terletak pada sub babnya. Dimana terdapat sub-sub bab naskah formal yang tidak dipakai atau digunakan dalam naskah semi formal dan non formal.

2.2.3.      Syarat Formal penulisan sebuah Naskah
Sebuah karangan harus memenuhi tiga aspek utama persyaratan formal, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, bagian pelengkap penutup. Selain itu karangan memerlukan adanya pengorganisasian karangan.

2.2.4.      Aspek-aspek konvensi naskah ilmiah
Aspek-aspek dari konvensi naskah ilmiah antara lain sebagai berikut :
a)      Bentuk Karangan
Bentuk-bentuk karangan dibagi setidaknya 5 hal, yaitu :
1)      Makalah :
Menyajikan pembahasan masalah berdasarkan data di lapangan atau studi pustaka.
2)      Kertas kerja :
Makalah yang sifatnya lebih dalam.
3)      Skripsi :
Ditulis dengan tujuan meraih gelar SI. Pembahasan berdasarkan pendapat orang lain.
4)      Tesis :
Karangan dengan tujuan untuk mengemukakan pengetahuan baru dengan melakukan pengujian terhadap hipotesis.

5)      Disertasi :
Karangan yang mengemukakan teori baru yang faktanya dapat dibuktikan secara empiris dan objektif.
b)      Bagian-bagian Karangan
Bagian Karangan meliputi 3 hal, yaitu :
1)     Kelengkapan awal
Meliputi kulit luar, halaman judul, halaman pengesahan, halaman persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar tabel, daftar grafik, atau gambar , serta daftar singkatan dan lambang.
2)     Kelengkapan isi
Pendahuluan, kajian teori, seputar lokasi objek penelitian (khusus praktik kerja), pembahasan, dan penutup.
3)     Kelengkapan akhir
Meliputi daftar pustaka, riwayat hidup penulis, penulisan indeks, dan lampiran.

c)      Bahan dan Jumlah Halaman
Hal ini berkaitan dengan kertas yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah dan jumlah halaman minimal untuk karya tersebut. Bahan yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah ialah kertas HVS A-4 dan tinta hitam atau biru. Jumlah halaman minimal tergantung jenis karya ilmiahnya Jumlah halaman untuk makalah minimal 10 halaman, laporan praktik kerja 40, skripsi 60, tesis 80, dan disertasi 250 halaman.



d)      Perwajahan
Perwajahan memaksudkan tata letak unsur – unsur pada karya ilmiah. Hal ini mencakup ukuran kertas, jenis huruf, dan spasi, serta margin halaman.

e)      Penomoran
Hal ini berkaitan dengan aturan pada nomor di karya ilmiah tersebut. Aturan-aturannya antara lain :
1)     Romawi Kecil
Dipakai untuk halaman judul, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, serta daftar singkatan dan lambang.
2)     Romawi Besar  
Digunakan untuk menomori tajuk BAB.
3)     Angka Arab  
 Dimulai dari bab I sampai daftar pustaka.
4)     Letak Penomoran
Jika ditulis dengan huruf capital, maka nomor halaman diletakkan di tengah, selanjutnya diletakkan di kanan atas halaman.

f)       Penyajian
Penyajian berkaitan dengan menerapkan aturan-aturan tadi dalam pembuatan karya ilmiah tersebut.







BAB III
PENUTUP

3.1.            Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa dalam menulis karya ilmiah kita perlu mempelajari tentang teknik notasi ilmiah dan konvensi naskah.
Teknik notasi ilmiah adalah Teknik penggunaan dan implementasi acuan teoretik yang dijadikan sumber rujukan. Seorang penulis diharapkan menguasai aspek-aspek teknik notasi ilmiah yang bersifat esensial dan mampu mengomunikasikan gagasannya secara ilmiah, atau paling tidak mampu memahami sebuah karya ilmiah.
Konvensi naskah adalah penulisan naskah karangan ilmiah yang berdasarkan kebiasaan, aturan yang sudah lazim, dan sudah disepakati. Aspek-apek dari konvensi naskah ilmiah antara lain bentuk karangan, bagian-bagian karangan, bahan dan jumlah halaman, perwajahan, penomoran, dan penyajian.

3.2.            Saran
Kepada rekan-rekan mahasiswa agar lebih memperhatikan kembali tentang materi teknik notasi ilmiah dan konvensi naskah karena materi ini sangat berguna untuk menulis karya ilmiah atau berbagai bentuk karangan.
Kepada agar lebih memperbanyak literature atau buku-buku yang berisi banyak tentang teknik notasi ilmiah dan konvensi naskah agar kami sebagai mahasiswa menjadi lebih mudah untuk memperbanyak informasi tentang materi tersebut








Daftar Pustaka

Hariwijaya, M. Pedoman Teknik Penulisan KARYA ILMIAH skripsi, tesis, dan disertasi.
Khasanah, Venus. Menulis akademik. Jakarta :
NS, Sutarno. Menulis Yang Efektif. Jakarta : SagungSeto, 2008.
Yogyakarta : Citra Pustaka, 2006.

1 komentar: